Tentang Sagusablog

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) merupakan salah satu kegiatan yang diprakarsai Ikatan Guru Indonesia.

Materi Koloid

Yuk kita bahas materi koloid bersama-sama.

Materi Pembelajaran

Membahas seluruh materi pembelajaran.

Senin, 06 Juli 2020

Silabus Kelas X Kimia

Download silabus Mapel Kimia pada link 

Program Semester

Silakan Download contoh Program Semester 

Program Tahunan

silakan download Prota 2019/2020 

RPP Mapel Kimia Kelas XII Semester I

RPP Penurunan Tekanan Uap Bisa di Download

RPP Mapel Kimia Kelas X Semester 1

RPP Ikatan Kimia Kelas X bisa di download

Minggu, 05 Juli 2020

SOAL UJIAN KOLOID KELAS XI

Untuk Ujian, silakan kerjakan di bawah ini :

Kamis, 02 Juli 2020

SEL VOLTA



Sebelumnya kita telah membahas mengenai sel elektrokimia, yakni alat yang digunakan untuk mengubah energi kimia yang dihasilkan dalam reaksi redoks menjadi energi listrik. Sel ini terdiri dari dua jenis, yaitu sel volta dan sel elektrolisis.

Sel volta merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik secara spontan dari reaksi kimia yang terjadi di dalam larutan. Sementara sel elektrolisis adalah sel yang mengalami reaksi kimia ketika arus listrik dialirkan ke sel tersebut.

Dalam pembahasan kali ini, kita akan berkenalan lebih jauh dengan sel volta, atau dikenal juga dengan sel galvani. Kok bisa?

Ya, sel galvani sendiri pada dasarnya ditemukan oleh ilmuwan asal Italia, Luigi Galvani. Ini bermula ketika fisikawan dan dokter yang tinggal di kota Bologna itu sedang membedah kaki kodok. Ia melihat bahwa pisau bedahnya yang logamnya berbeda jenis ketika didekatkan pada saraf kaki seekor kodok mati, terkejut dan bergerak. Galvani kemudian berpendapat bahwa efek ini berkaitan dengan sifat-sifat saraf. Pendapat Galvani ini lalu dinyatakan salah oleh Alessandro Volta.

Volta melanjutkan pekerjaan Luigi Galvani dan membuktikan bahwa teori rekannya tersebut,  yaitu mengenai efek kejutan kaki kodok adalah salah. Secara fakta, efek ini muncul akibat 2 logam tak sejenis dari pisau bedah Galvani. Berdasarkan pendapat ini, Volta berhasil menciptakan “Baterai Volta” (Voltac Pile). Atas jasanya, satuan beda potensial listrik dinamakan volt.

Sel volta terdiri dari beberapa bagian, yaitu Voltmeter, Jembatan Garam, Anoda, dan Katoda.

Voltmeter adalah komponen yang berfungsi untuk menentukan besarnya potensial sel. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik.

Jembatan Garam (Salt Bridge) adalah tabung berbentuk U yang mengandung larutan pekat elektrolit inert seperti Kalium Klorida, Kalium Nitrat dan lain-lain dalam agar-agar atau gelatin. Jembatan garam melengkapi rangkaian listrik dengan memungkinkan pergerakan ion dari satu larutan ke larutan lainnya tanpa mencampur dua larutan. Jembatan garam juga membantu dalam menjaga netralitas listrik dari larutan dalam dua setengah sel.

Anoda atau elektrode negatif merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi. Pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektrode Zn/seng (zink electrode).

Katoda atau elektrode positif adalah tempat terjadinya reaksi reduksi. Pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektrode Cu/tembaga (copper electrode).


Proses dalam Sel Volta

Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.

Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel volta adalah:

Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)